Muntok, 12/10 (ANTARA) - Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung, meminta petani setempat mengubah kebiasaan menyadap dalam upaya meningkatkan produksi karet di daerah itu.
"Selama ini banyak petani yang menerapkan pola penyadapan yang salah sehingga produksi getah karet tidak maksimal yang pada akhirnya mempengaruhi produktivitas," ujar Kepala Bidang Perkebunan pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Bangka Barat Edi Usman di Muntok, Jumat.
Ia menjelaskan, sebagian besar petani karet di daerah itu tidak memahami pola penyadapan yang dianjurkan agar hasil produksi kian melimpah, yaitu melakukan penyadapan setiap hari pada batang karet yang sama.
"Kebiasaan penyadapan setiap[ hari ini agak sedikit keliru, akan lebih baik jika penyadapan dilakukan dengan jeda sehari agar hasilnya lebih banyak dan umur tanaman lebih panjang," kata dai.
Menurut dia, penyadapan bergilir seperti itu akan memberikan keempatan tanaman melakukan pemulihan kondisi dan pengumpulan getah, selain itu, tanaman juga akan lebih kebal terhadap berbagai jenis penyakit dan hama dibandingkan pohon yag disadap setiap hari.
Ia mencontohkan, jika seorang petani memiliki 500 batang pohon karet, sebaiknya dalam sehari hanya disadap 250 batang, sedangkan 250 batang pada hari berikutnya.
"Pemberian waktu tenggang sehari tersebut diharapkan batang mampu memperbaiki kondisinya dan menghasilkan karet yang lebih banyak," ujarnya.
Ia mengatakan, dengan pola penyadapan seperti itu juga diharapkan umur pohon semakin lama atau mencapai 30 tahun, pencapaian itu jauh lebih lama dibanding karet yang disadap setiap hari yang maksimal hanya bisa mencapai usia di bawah 25 tahun.
Selain itu, kata dia, pada saat memasuki musim gugur daun yaitu sekitar bulan Juni dan Juli, sebaiknya tidak dilakukan penyadapan karena akan merusak tanaman dan hasil getahnya sangat minim.
"jangan memaksakan penyadapan pada bulan tersebut, tunggu hingga daun tumbuh kembali dan jangan lupa tetap diberi pupuk minimal dua kali setahun untuk menjaga kesuburan tanahnya," kata dia.
Menurut dia, pada 2012 produksi karet di daerah itu mencapai 13.353,13 ton yang berasal dari enam kecamatan meliputi Kecamatan Muntok 670 ton, Simpang Teritip 2.316,1 ton, Jebus 2.351,4 ton, Kelapa 6,461,43 ton, Tempilang 1.010,2 ton dan Parittiga 544 ton.
"Kami berharap dengan pelatihan kepada para petani di daerah itu tentang pentingnya menerapkan pola perawatan, pengolahan dan perlakuan tanaman diharapkan produksi tersebut semakin meningkat setiap tahunnya," kata dia.